Ambon – Anggota DPRD Kota Ambon, Yusuf Wally meminta, semua pihak baik pemerintah, orang tua, guru, aparat keamanan serta masyarakat harus berperan aktif untuk turut mencegah tindakan tawuran anak sekolah yang masih terus terjadi.
Kata dia, tawuran antar anak sekolah yang sering terjadi di beberapa kawasan saat pulang sekolah seperti di Pasar Mardika tentu saja sangat meresahkan masyarakat.
Waly kepada Siwalima di Baileo Rakyat Belakang Soya Ambon, Senin (14/8) mengungkapkan, fenomena itu perlu menjadi perhatian khusus. Sebab, remaja merupakan generasi penerus, sehingga butuh peran aktif semua pihak.
“Perlu peran aktif segenap elemen permerintah dan masyarakat untuk mencegah aksi tawuran ini, karena mengatasinya tidak semudah membalikan telapak tangan. Mesti dimusyawarahkan bersama dan harus disosialisasikan, agar orang tua betul- betul bisa menjaga aktivitas anak-anak mereka,” ujar politisi PKS ini.
Wally yang juga anggota Komisi II DPRD Kota Ambon mengungkapkan, saat ini diperlukan peran penting orang tua dan masyarakat untuk mengetahui kegiatan anak-anak. Sebab, anak-anak kebanyakan menghabiskan waktu dilingkungan dari pada di sekolah.
Dengan adanya peranan semua pihak tersebut termasuk RT dan RW di lingkungan masing-masing maka, dapat mencegah terjadinya tawuran anak sekolah tersebut.
Selain itu, butuh saling koordinasi antara pemkot dan unsur masyarakat dalam mengatasi permasalahan anak-anak dan remaja saat ini.
“Mereka adalah aset berharga sebagai penerus bangsa. Jadi, perlu perhatian khusus, terutama dalam hal pendidikan mereka, termasuk pendidikan agama dan karakter,” pungkasnya.
Menurutnya, aksi tawuran yang marak terjadi belakangan ini dipicu oleh orangtua yang kurang mengontrol anaknya.
“Harus ada kesepakatan dari sekolah dengan orangtua murid. Jika ketahuan anak mereka hingga beberapa kali terlibat tawuran, maupun tertangkap harus ada penegasan terhadap anak tersebut ataupun bisa saja diberikan pembinaan melalui dinas terkait,” katanya.
Untuk mengatasi tawuran pelajar, lanjut Wally, diperlukan pendekatan khusus yang lebih edukatif, bukan pendekatan ekspresif. Ia juga mengingatkan kepada sekolah, agar selalu memantau para siswa apalagi dalam kondisi rawan seperti ini. Baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah hingga mereka sampai ke tangan orang tua. (S-44)
Sumber : Siwalimanews.com